Selasa 23 Feb 2021 07:05 WIB

Filipina Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac

Sinovac jadi kandidat ketiga yang mendapatkan persetujuan darurat untuk digunakan.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Vaksinator menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/2). Filipina telah menyetujui vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech untuk penggunaan darurat.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Vaksinator menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/2). Filipina telah menyetujui vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech untuk penggunaan darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina telah menyetujui vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech untuk penggunaan darurat. Meski begitu, Badan Obat dan Makanan menyatakan tidak akan memberikannya kepada petugas kesehatan yang berisiko terpapar karena berbagai tingkat kemanjuran, Senin (22/2).

Kepala Badan Obat dan Makanan, Rolando Enrique Domingo, mengatakan data uji coba tahap akhir dari vaksin Sinovac menunjukkan keampuhannya lebih rendah ketika digunakan untuk petugas kesehatan yang terpapar Covid-19 dibandingkan dengan orang sehat berusia 18-59 tahun. "Menurut para ahli kami, vaksin (Sinovac) bukanlah vaksin terbaik untuk mereka,” kata Domingo dalam sebuah pengarahan, merujuk pada petugas kesehatan.

Baca Juga

Domingo mengutip hasil uji klinis Sinovac Coronavac di Brasil, Turki dan Indonesia. Vaksin ini adalah kandidat ketiga yang mendapatkan persetujuan darurat untuk digunakan di negara Asia Tenggara berpenduduk lebih dari 108 juta dengan memiliki sekitar 1,4 juta pekerja kesehatan.

Dengan persetujuan darurat ini membuka jalan untuk pengiriman 600.000 dosis vaksin Sinovac yang telah disetujui China untuk disumbangkan. Kiriman ini akan tiba pada Selasa (23/2), tetapi telah tertunda karena tidak adanya otorisasi.

Filipina yang memiliki infeksi dan kematian virus corona tertinggi kedua di Asia Tenggara belum memulai kampanye imunisasi. Negara ini sebelumnya mengandalkan 117.000 suntikan Pfizer-Biontech yang diamankan melalui fasilitas berbagi vaksin internasional COVAX untuk memulai program vaksinnya.

Baca juga : Ledakan Mesin Boeing Diselidiki, Pesawat Tua Ditangguhkan

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement