REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Varian baru Covid-19 telah menyebar ke berbagai belahan dunia, dan banyak peneliti yang khawatir vaksin yang tersedia tidak efektif mengendalikan mutasi virus. Karenanya, saat ini para peneliti tengah mengembangkan vaksin baru guna melawan varian baru Covid-19.
Seperti virus pada umumnya, virus corona bisa bermutasi dan membentuk format baru. Beberapa varian virus seperti varian Inggris, Afrika Selatan dan Brasil diidentifikasi sangat mudah menular dan menyebar.
Ahli virus di Universitas Nottingham, Profesor Jonathan Ball misalnya, memandang adanya urgensi membuat vaksin baru.
"Tidak ada indikasi bahwa salah satu varian virus baru yang muncul menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada virus aslinya. Namun, ada bukti bahwa beberapa varian baru ini mungkin lebih cepat dalam menginfeksi dan menyebar pada populasi yang memiliki kekebalan parsial, setelah infeksi alami atau vaksinasi,” kata Ball seperti dilansir dari Times Now News pada Senin (22/2).
Pengembangan vaksin dilaporkan telah mencapai tahap akhir, dan pembuatan vaksin baru telah dimulai. Para peneliti juga berharap uji klinis vaksin baru juga bisa segera dimulai.
Pendekatan lain yang sedang dieksplorasi oleh para peneliti adalah memasukkan dosis ekstra antibodi di hidung dan tenggorokan. Para peneliti di Universitas Bristol sedang melakukan penelitian tentang subjek tersebut.
Untuk mencapai hal ini, para peneliti mengukur tingkat antibodi dalam sekresi mukosa orang yang telah menerima vaksin berbeda untuk melawan penyakit tersebut.
Diketahui, infeksi virus corona baru telah merenggut lebih dari 2,47 juta nyawa secara global, dan sejauh ini lebih dari 112 juta orang telah terinfeksi. Vaksinasi terhadap virus telah dimulai di banyak bagian dunia, termasuk Indonesia.