REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Lebih dari 50 tahanan tewas akibat kerusuhan di tiga penjara di Ekuador pada Selasa (23/2). Perselisihan antar-geng diyakini menjadi pemicu utama keributan.
Kerusuhan itu terjadi di penjara kota Guayaquil, Cuenca, dan Latacunga. Aparat keamanan berjibaku untuk mengendalikan situasi. Presiden Ekuador Lenín Moreno telah menyatakan sistem penjara nasional dalam keadaan darurat.
Ia memerintahkan peningkatan langkah-langkah keamanan. “Sebagai akibat dari kerusuhan hebat hari ini antara geng-geng di tiga penjara negara, saya telah memerintahkan (Kementerian Pertahanan) untuk menggunakan senjata, amunisi, dan pengendalian bahan peledak secara ketat di sekitar area pemasyarakatan,” kata Moreno melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Voice of America.
Sebelumnya, Moreno telah mengizinkan penggunaan kekuatan secara progresif untuk menjamin keamanan warga Ekuador lainnya yang tak terlibat kerusuhan dalam penjara. Anggota keluarga narapidana yang khawatir atas pecahnya kerusuhan dilaporkan berkumpul di luar penjara untuk mencari informasi.
Keributan antar-geng di penjara Ekuador memang kerap terjadi. Pada Desember tahun lalu, kerusuhan di beberapa fasilitas pemasyarakatan menyebabkan 11 orang tewas.