REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Sekitar lima juta hektare hutan Amazon lenyap akibat deforestasi sepanjang 2020. Para ahli memperingatkan, pembalakan liar yang tak terkendali dapat memicu titik kritis di hutan hujan tropis terbesar di dunia tersebut.
Menggunakan citra satelit, laporan Amazon Conservation Association and Monitoring the Andean Amazon Project (MAAP), memberikan gambaran awal tentang deforestasi di Amazon sepanjang 2020. Poin data yang bermasalah disorot, termasuk deforestasi berskala besar di Brasil dan Bolivia.
Hutan primer di kedua negara itu lenyap dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan 2019, yakni ketika kebakaran besar melanda Amazon. "Baik dalam hal deforestasi dan kebakaran, data menunjukkan bahwa tahun 2020 sebenarnya lebih buruk dari 2019 di seluruh Amazon. Lebih dari dua juta hektare hutan primer hilang pada 2020, lebih banyak dari 2019," kata Direktur MAAP Dr Matt Finer, Rabu (24/2).
Deforestasi, yang tersebar di seluruh bentang alam Amazon, terjadi semakin cepat. Aktivitas terkonsentrasi di titik api, di mana ratusan ribu hektare hutan dibabat untuk keperluan pertanian dan ekstraktif, baik oleh aktor kecil maupun besar.
"Tidak ada senjata api. Deforestasi bukanlah gelombang linier, ini kematian karena ribuan luka," kata Finer.
Mayoritas deforestasi tahun lalu terjadi di Amazon Brasil. Lebih dari 50 ribu hektare hutan di sana hilang, sebagian besar disebabkan kebakaran. Menurut Konservasi Amazon, terlepas dari kehancuran akibat kebakaran tahun 2019 di Brasil, kebakaran pada tahun 2020 lebih buruk.
Dari sekitar 2.500 kebakaran besar yang menghanguskan sebagian besar Amazon tahun lalu, sekitar 88 persen terjadi di Brasil. Mayoritas dari kebakaran itu disebabkan aktivitas manusia yang mengubah bidang demi bidang hutan menjadi padang rumput dan lahan pertanian.
Laporan juga mencatat kehancuran masif di Amazon Bolivia. Sekitar 205 kebakaran besar terjadi di Bolivia tahun lalu. Hal itu menyebabkan lebih dari 600 ribu hektare hutan tropis Chiquitano lenyap antara April dan November.
Area lain yang menjadi perhatian ada di Peru. Pertanian skala kecil, pertambangan, dan peternakan di sana menyebabkan peningkatan deforestasi di Amazon tengah negara tersebut. Di Kolombia, penanaman ilegal daun koka, yakni bahan baku kokain, telah menginvasi beberapa kawasan hutan lindung.
Hutan Amazon sering digambarkan sebagai 'paru-paru bumi'. Lembah Amazon berukuran dua kali luas India, meliputi sekitar 40 persen wilayah Amerika Selatan. Daerah aliran sungainya menjadi sumber kehidupan bagi lebih dari 30 juta manusia, termasuk masyarakat adat yang hidup terisolasi.