Jumat 26 Feb 2021 13:29 WIB

Parlemen Belanda Sebut China Lakukan Genosida Muslim Uighur

Langkah yang sama sebelumnya dilakukan parlemen Kanada yang menyebut genosida China

Red: Nur Aini
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, berolahraga di lapangan voli pelataran asrama, Jumat (3/1/2019).
Foto:

Menteri Luar Negeri Stef Blok mengatakan pemerintah Belanda tidak mau menggunakan istilah genosida, karena situasinya belum diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau pengadilan internasional.

"Situasi warga Uighur sangat memprihatinkan," kata Blok kepada wartawan setelah mosi itu disahkan, seraya menambahkan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain mengenai masalah tersebut.

Penulis mosi tersebut, anggota parlemen Sjoerd Sjoerdsma dari Partai D-66, telah secara terpisah mengusulkan untuk melobi Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing. "Mengakui kekejaman yang terjadi terhadap orang Uighur di China apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk melihat ke arah lain dan memaksa kami untuk bertindak," katanya kepada Reuters.

Dalam pernyataan di situs webnya, Kedutaan Besar China di Den Haag mengatakan populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menikmati standar hidup yang lebih tinggi, dan harapan hidup yang lebih lama.

"Bagaimana Anda bisa menyebut ini genosida? Masalah yang berhubungan dengan Xinjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan," kata pernyataan Kedubes China.

Duta Besar China untuk PBB di Jenewa pada Rabu (24/2) menuduh kekuatan Barat menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri negaranya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement