REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperpanjang karantina parsial di ibu kota Manila dan sejumlah provinsi hingga akhir Maret. Filipina telah melakukan karantina terlama dan cukup ketat karena pandemi Covid-19.
Juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan, karantina sebagian akan diperpanjang di Manila, Davao, dan Baguio di utara Filipina. Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Filipina. Terlebih, Filipina mencatat kasus infeksi dan kematian akibat virus corona tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Karantina tersebut akan membatasi operasi bisnis dan transportasi umum. Keputusan perpanjangan penguncian menyusul laporan 2.651 infeksi virus baru, yang menjadi peningkatan harian tertinggi dalam lebih dari empat bulan.
Meskipun ada seruan untuk lebih membuka kembali ekonomi, Duterte berjanji mempertahankan pembatasan di daerah yang berisiko sampai vaksinasi massal dimulai.
Filipina akan menjadi negara regional terakhir yang menerima pengiriman vaksin pertamanya. Sebanyak 600 ribu dosis vaksin Sinovac Biotech yang disumbangkan oleh China akan dikirimkan ke Filipina pada Ahad (28/2). Filipina memprioritaskan vaksinasi Covid-19 untuk petugas kesehatan dan pasukan keamanan.
Sebelumnya, Filipina mengizinkan ribuan petugas kesehatan untuk bekerja di Inggris dan Jerman dengan syarat kedua negara itu sepakat menyumbangkan vaksin Covid-19. Filipina telah melonggarkan larangan untuk menempatkan petugas kesehatan ke luar negeri, dengan membatasi pengiriman tenaga medis profesional menjadi 5.000 per tahun.