REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap dana sebanyak 3,85 miliar dolar Amerika terkumpul untuk mencegah kelaparan berskala besar di Yaman. Sebab, banyak anak-anak yang menderita kelaparan.
Lebih dari 100 pemerintah dan donatur ambil bagian dalam konferensi donatur virtual pada Senin (1/3) yang diselenggarakan bersama Swedia dan Swiss. Puluhan ribu orang telah terbunuh dan jutaan orang terdesak ke ambang kelaparan sejak koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi militer pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Hadi yang diakui secara internasional.
Namun, penerimaan dana bantuan menurun pada 2020 di tengah pandemi Covid-19. Ini menyebabkan banyak program kemanusiaan yang ditutup dan membuat situasi di Yaman semakin buruk. Tahun lalu PBB dan mitranya menerima bantuan 1,9 miliar dolar Amerika. Angka tersebut hanya memenuhi setengah dari yang dibutuhkan.
Dalam konferensi itu, PBB mendesak untuk pendanaan segera agar membantu sekitar dua pertiga dari populasi Yaman untuk bertahan hidup.
“Bagi kebanyakan orang, kehidupan di Yaman sekarang tidak tertahankan. Masa kanak-kanak di Yaman adalah neraka. Perang ini menelan seluruh generasi Yaman,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dilansir Aljazirah, Senin (1/3).
Uni Emirat Arab (UEA) yang merupakan bagian dari koalisi militer pimpinan Saudi hingga 2019, berjanji pada Jumat untuk memberikan 230 juta dolar Amerika. Menurut data PBB terbaru, lebih dari 16 juta orang Yaman akan menghadapi kelaparan tahun ini dan hampir 50 ribu sudah mati kelaparan.
Selain itu, 400 ribu anak Yaman di bawah usia lima tahun bisa meninggal karena kekurangan gizi akut. Pada September lalu, PBB mengatakan bantuan kritis telah dipotong di 300 pusat kesehatan di seluruh Yaman karena kurangnya dana.