REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Chile berencana meningkatkan pembelian vaksin dari Sinovac China dan berharap untuk segera menandatangani kesepakatan dengan Johnson & Johnson. Demikian disampaikan ke menteri kesehatan pada Senin, (2/3).
Peningkatan dilakukan di tengah negara Amerika Selatan itu bergerak untuk memperkuat kampanye vaksinasi virus Corona yang dipuji secara luas. Chile telah melampaui negara Amerika Latin lainnya dan banyak negara secara global dengan program inokulasinya. Negara itu telah menginokulasi 3,35 juta dari 19 juta warganya melawan Covid-19.
Menteri Kesehatan Enrique Paris mengatakan, pembicaraan baru dengan Sinovac Biotech Ltd berlangsung cepat dan bahwa Chile sedang merundingkan peningkatan yang signifikan di atas 10 juta dosis yang telah dijanjikan perusahaan farmasi China kepada negara itu.
Paris mengatakan, para pejabat juga membahas detail kontrak dengan Johnson & Johnson yang berbasis di AS dan berusaha untuk memastikan tanggal pengiriman awal."Jika Johnson & Johnson tidak dapat melanjutkan (pengiriman) ... kami harus terus bernegosiasi keras dengan perusahaan lain," kata menteri itu.
Negara itu bergerak cepat dan lebih awal untuk mengunci vaksin, menandatangani kesepakatan dengan Pfizer Inc yang berbasis di AS, perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca, dan Sinovac.
Baca juga: Formasi 44 Bintang Tiga, dan Wakil Panglima TNI tak Penting
Paris mengatakan, Chile akan segera menerima kemasan pertama dari 890.000 dosis vaksin AstraZeneca melalui program COVAX global. Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile Rodrigo Yanez mengatakan kepada koresponden asing bahwa anggaran 200 juta dolar (Rp2,8 triliun) tahun ini untuk vaksin harus diperluas.
"Karena jumlah yang ditetapkan, harga dosis, kami yakin akan melebihi atau mendekati 300 juta dolar (Rp4,2 triliun)," katanya. Ada 20.660 kematian Covid-19 di Chile dan lebih dari 825 ribu kasus.