REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Twitter mengatakan telah mulai memberi label pada kicauan yang berisi informasi menyesatkan tentang vaksin Covid-19, Senin (1/3). Perusahaan ini akan menggunakan sistem menghapus akun yang berulang kali melanggar aturan.
"Melalui penggunaan sistem serangan, kami berharap untuk mendidik orang tentang mengapa konten tertentu melanggar aturan kami sehingga mereka memiliki kesempatan untuk lebih mempertimbangkan perilaku dan dampaknya pada percakapan publik," kata Twitter.
Akun dengan satu pelanggaran atau teguran tidak akan mendapatkan tindakan langsung. Baru pada teguran kedua akan menyebabkan akun terkunci selama 12 jam. Saat sudah memasuki lima atau lebih teguran, maka perusahan akan membuat pengguna diblokir secara permanen dari Twitter.
Perusahaan tersebut mengatakan telah mulai menggunakan peninjau manusia untuk menilai kicauan melanggar kebijakannya terhadap informasi yang salah tentang vaksin Covid-19. Akhirnya, pekerjaan itu akan dilakukan oleh kombinasi manusia dan otomatisasi.
Twitter telah melarang beberapa kesalahan informasi terkait Covid-19 pada Desember. Informasi itu termasuk kebohongan tentang cara virus menyebar, keefektifan masker, dan risiko infeksi serta kematian.