REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Abdallah Al-Mouallimi, membantah laporan intelijen Amerika Serikat (AS), Senin (1/3). Laporan terbaru tersebut menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menyetujui operasi untuk membunuh atau menangkap jurnalis Jamal Khashoggi.
"Mari kita semua bergerak maju untuk menangani urusan serius masalah dunia !!" ujar Al-Mouallimi melalui akun Twitter.
Pejabat intelijen tidak mengatakan MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018. Namun, dokumen empat halaman itu menggambarkan dia memiliki kendali mutlak atas organisasi intelijen kerajaan.
"Pangeran dengan berani menerima tanggung jawab moral, menyerahkan tertuduh ke sistem peradilan, dan berjanji untuk mereformasi organisasi intelijen. Kasus ditutup!" ujar Al-Mouallimi.
Al-Mouallimi juga membantah temuan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) bahwa putra mahkota berusia 35 tahun itu pasti tahu karena dia mengatur sistem intelijen. "Jika ini adalah argumen yang valid mengapa Presiden (AS), Wakil Presiden, dan Menteri Pertahanan tidak bertanggung jawab atas kejahatan Abu Ghraib?" tanyanya mengacu pada penjara Irak ketika foto-foto dipublikasikan pada 2004 yang menunjukkan Tentara AS melecehkan tahanan.
Duta Besar Saudi juga menolak klaim bahwa MBS terobsesi dengan menangkap para pembangkang Saudi dan membawa mereka pulang. Dia menyatakan, beberapa pembangkang tinggal dengan nyaman di luar negeri berkat intelijen asing.