REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menargetkan 40 persen dari total populasi penduduknya mendapatkan vaksin Covid-19 pada akhir Juli. Penasihat kesehatan senior pada Selasa (2/3) mengatakan, China membutuhkan peningkatan inokulasi yang signifikan ketika negara itu sedang meningkatkan ekspor vaksin ke sejumlah negara.
Seorang ahli virus corona yang membantu membentuk respons Covid-19 China, Zhong Nanshan mengatakan, rasio dosis vaksin yang diberikan per 100 orang di China saat ini jauh lebih rendah daripada Israel, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Sebelumnya, Zhong mengutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China bahwa, China menargetkan 40 persen dari total populasinya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pada akhir Juni.
Namun dalam panggilan telepon dengan Reuters, Zhong mengklarifikasi bahwa target 40 persen inokulasi akan tercapai pada akhir Juli. Target itu didapatkan setelah memperhitungkan proporsi orang yang tidak mau divaksin. Zhong mengatakan, target pada akhir Juli mencakup orang-orang yang telah menerima dosis pertama maupun dosis kedua vaksin Covid-19.
Zhong mengatakan, China telah menyetujui penggunaan empat vaksin Covid-19 yang dikembangkan secara lokal untuk masyarakat umum. Berdasarkan data 28 Februari, China telah memberikan 50,52 juta dosis vaksin kepada masyarakat.
Vaksin Sinovac Biotech telah digunakan dalam upaya vaksinasi massal di Brasil, Turki, dan Indonesia. Sementara vaksin CanSino Biologics Inc telah mendapatkan kontrak untuk memasok jutaan dosis ke Meksiko.