REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pasukan Houthi Yaman menembakkan rudal lintas batas ke fasilitas Aramco Arab Saudi di kota Jeddah. Serangan ini pun dikonfirmasi langsung oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea. pada Kamis (4/3).
Sarea menyatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa serangan itu terjadi saat fajar. Serangan menggunakan rudal Quds-2 bersayap dan telah mengenai sasarannya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Houthi menunggah gambar dengan koordinat yang tampaknya menjadi pabrik distribusi produk minyak bumi di Jeddah yang digunakan untuk pasokan domestik yang diserang Houthi dengan rudal Quds-2 pada November 2020. Pakar militer memperkirakan bahwa rudal itu ditembakkan dari sekitar 700 km jauhnya di wilayah yang dikuasai Houthi.
Aramco kemudian mengatakan bahwa serangan terhadap Pabrik Massal Jeddah Utara menghantam tangki penyimpanan tetapi tidak mempengaruhi pasokan. Juru bicara koalisi militer pimpinan Saudi yang telah memerangi gerakan Houthi juga belum angkat bicara.
Media pemerintah Saudi menyatakan, koalisi menghancurkan rudal balistik Houthi yang diluncurkan ke arah Jazan pada Kamis. Sebuah drone bersenjata diluncurkan ke arah Khamis Mushait, kedua kota di selatan kerajaan itu. Sarea mengatakan dalam posting Twitter terpisah bahwa serangan Khamis Mushait menargetkan situs militer.
Milisi yang mengawasi wilayah Yaman utara ini telah menyerang aset energi Saudi di masa lalu. November tahun lalu, Kementerian Energi Saudi mengatakan, kebakaran terbatas terjadi di dekat platform terapung milik terminal produk minyak Jazan. Kondisi ini terjadi setelah serangan yang digagalkan menggunakan kapal-kapal bermuatan bahan peledak di Laut Merah selatan.
Houthi baru-baru ini meningkatkan serangan drone dan rudal lintas batas di kota-kota Saudi, sebagian besar menargetkan Arab Saudi selatan. Koalisi mengatakan mereka mencegat sebagian besar serangan.
Koalisi Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 setelah Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari kekuasaan di ibu kota, Sanaa. Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperbarui upaya perdamaian karena pertempuran juga meningkat di wilayah Marib yang kaya gas di Yaman. Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi baru terhadap dua pemimpin militer Houthi pada Selasa (2/3).
Konflik secara luas dilihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Houthi menyangkal menjadi boneka Teheran dan mengatakan mereka memerangi sistem yang korup.