REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter melanda timur Pulau Utara Selandia Baru pada Jumat (5/3) waktu setempat. Dilansir dari Global News, gempa tersebut memicu peringatan tsunami. Pihak berwenang menyarankan orang-orang di daerah pesisir untuk segera pindah ke dataran tinggi.
Gelombang tsunami mungkin terjadi dalam jarak 300 km dari pusat gempa, kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC).
"Siapapun yang berada di dekat pantai yang merasakan gempa PANJANG atau KUAT harus BERGERAK SEGERA ke tempat tinggi terdekat, atau sejauh mungkin ke pedalaman," kata Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA) dalam sebuah kicauan. Tidak ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut.
Pemantau seismik Pemerintah Selandia Baru, Geonet, mematok gempa berkekuatan 7,2 dengan kedalaman 94 km (58 mil). Lebih dari 60.000 orang dilaporkan merasakan gempa di situs web GeoNet, dengan 282 orang menggambarkan getaran itu sebagai "parah" dan 75 orang mengatakan itu "ekstrem." Kebanyakan orang lain menggambarkannya sebagai cahaya.
Kota besar terdekat dari episentrum adalah Gisborne dengan populasi sekitar 35.500 jiwa. Orang-orang di dekat pantai dari Cape Runaway ke Tolaga Bay disuruh mengungsi.