REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan merilis hasil penyelidikan asal-usul Covid-19 di Wuhan, China, pada pertengahan bulan ini. WHO berjanji laporan bakal disajikan secara transparan.
"Waktu (perilisan laporan) saat ini adalah 14-15 Maret," kata Dr Peter Ben Embarek pada Jumat (5/3).
Dr Embarek adalah pakar penyakit menular darii hewan ke manusia yang memimpin tim penyelidik WHO ke China pada Januari lalu. Pejabat WHO sempat mengatakan, sebelum merilis laporan lengkap, tim penyelidik asal-usul Covid-19 mungkin akan menerbitkan ringkasan terlebih dulu.
Namun, rencana itu tampaknya tak dilanjutkan. "Saya ingin meyakinkan Anda semua yang terjadi selama perjalanan akan disajikan secara transparan," ujar Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Misi WHO ke China secara politis diperdebatkan. Amerika Serikat (AS) menyatakan ingin meninjau hasil temuannya. Beberapa kritikus menyoroti terbatasnya akses yang diberikan China kepada tim WHO.
Pada Kamis (4/3), sekelompok pakar menerbitkan surat terbuka. Dalam surat itu, mereka mengatakan misi WHO tidak memiliki mandat, kemandirian, atau akses yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan penuh dan tidak terbatas ke semua teori tentang asal-usul virus korona.
Nikolai Petrovsky, seorang ahli di Universitas Flinders di Adelaide, Australia, adalah salah satu penulis surat itu. Ia mengatakan, meskipun tim yang dipimpin WHO telah mengunjungi China, dunia tidak lebih dekat untuk mengetahui asal-usul Covid-19.
Selama berada di China, tim WHO mengunjungi beberapa tempat. Pertama, mereka menyambangi rumah sakit di Wuhan yang paling pertama menangani pasien-pasien Covid-19.
Setelah itu, mereka mengunjungi pasar tradisional Huanan, tempat yang diduga kuat menjadi sumber awal penyebaran Covid-19 pada Desember 2019. Tim WHO juga mengunjungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China di Hubei dan Institut Virologi Wuhan.