Ahad 07 Mar 2021 05:04 WIB

Dalai Lama Ajak Masyarakat Berani Divaksin

Sebelas orang yang tinggal di rumah Dalai Lama juga ikut divaksin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama menerima suntikan pertama vaksin virus corona.
Foto: X80001
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama menerima suntikan pertama vaksin virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, DHARAMSHALA -- Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama menerima suntikan pertama vaksin virus corona. Usai divaksin di rumah sakit di Kota Dharamshala, India, pemuka agama itu mengajak masyarakat untuk berani dan datang divaksinasi.

"Untuk mencegah masalah-masalah sulit, suntikan ini sangat, sangat membantu," katanya seperti di the Guardian, Sabtu (6/3).

Baca Juga

Dr GD Gupta dari Rumah Sakit Zonal mengatakan usai divaksin Dalai Lama diobservasi terlebih dahulu selama 30 menit. "Ia menawarkan diri untuk datang ke rumah sakit seperti orang biasa datang untuk divaksin," kata Gupta.

Gupta mengatakan 11 orang yang tinggal di rumah Dalai Lama juga ikut divaksin. Semuanya menerima vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca versi Serum Institute India yang dinamakan Covishield.

India sudah mengkonfirmasi lebih dari 11 juta kasus infeksi dan 157 ribu kasus kematian terkait virus corona. Negara yang berada di peringkat kedua dalam jumlah kasus infeksi di seluruh dunia di bawah Amerika Serikat (AS) itu sudah menggelar program vaksinasi pada bulan Januari lalu.

Dokter, petugas kesehatan dan pekerja yang berada di garis terdepan pandemi Covid-19 menjadi kelompok pertama yang divaksin. Pada awal ini India memperluas program imunisasi ke orang lanjut usia dan orang dengan penyakit penyerta.

Dalai Lama menjadi Dharamshala sebagai tempatnya bermukim sejak tahun 1959 usai melarikan diri dari Tibet setelah menggelar pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan China. Pemerintah pusat China tidak mengakui pemerintahan Tibet yang berada di pengasingan dan menuduh Dalai Lama ingin memisahkan Tibet dari China.

Dalai Lama membantah bertindak sebagai separatis. Ia mengatakan hanya ingin mengadvokasi otonomi penting dan melindungi budaya Buddha di Tibet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement