REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Kanselir Negara Cina Wang Yi mengatakan Negeri Tirai Bambu siap terlibat dengan 'semua pihak' untuk menurunkan ketegangan di Myanmar. Wang juga menegaskan Beijing tidak akan memihak dalam situasi di negara tetangganya tersebut.
Beijing sudah mengatakan situasi di Myanmar di mana militer merebut kekuasaan dengan paksa 'bukan sesuatu yang ingin China lihat'. Mereka juga sudah membantah rumor di media sosial mengenai keterlibatan China dalam kudeta 1 Februari lalu.
"China bersedia melakukan kontak dan berkomunikasi dengan semua pihak dengan dasar menghormati kedaulatan dan kehendak rakyat Myanmar, serta memainkan peran konstruktif untuk menurunkan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers di sela pertemuan tahunan parlemen China, Ahad (7/3).
Negara-negara Barat sudah mengecam keras kudeta 1 Februari lalu. Tetapi China lebih berhati-hati dengan menekankan pentingnya stabilitas.
Namun China setuju dengan pernyataan Dewan Keamanan PBB yang meminta agar pemimpin pemerintah sipil yang terpilih Aung San Suu Kyi dan tahanan politik lainnya dibebaskan. Beijing juga mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai masa darurat nasional.
"China memiliki hubungan persahabatan dengan semua pihak dan faksi di Myanmar termasuk National League for Democracy (NLD) dan persahabatan dengan China selalu menjadi konsensus semua sektor di Myanmar," kata Wang.
NDL yang dipimpin Suu Kyi menang telak dalam pemilihan bulan November lalu. Militer menolak mengakui hasil pemilu tersebut.
"Tidak peduli perubahan situasi di Myanmar, China bertekad untuk mempromosikan hubungan China-Myanmar tidak tergoyahkan dan arah China dalam mempromosikan persahabatan China-Myanmar juga tidak berubah," tambahnya.