Senin 08 Mar 2021 07:50 WIB

Austria Hentikan Suntik Vaksin AstraZeneca

Satu kematian dilaporkan di Austria setelah suntik vaksin AstraZeneca

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Vaksin AstraZeneca, ilustrasi
Foto: Jung Yeon-je / Pool via AP
Vaksin AstraZeneca, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Pihak berwenang Austria telah menangguhkan inokulasi sejumlah vaksin Covid-19 AstraZeneca. Badan Kesehatan menyatakan, keputusan itu sebagai tindakan atas pencegahan dalam menyelidiki kematian satu orang dan muncul penyakit terhadap orang lain setelah menerima dosis vaksin tersebut.

"Kantor Federal untuk Keselamatan dalam Perawatan Kesehatan (BASG) telah menerima dua laporan dalam hubungan sementara dengan vaksinasi dari batch yang sama dari vaksin AstraZeneca di klinik distrik Zwettl," ujar badan tersebut merujuk Provinsi Lower, Austria.

Baca Juga

Seorang perempuan berusia 49 tahun meninggal akibat gangguan koagulasi yang parah. Sementara, perempuan lain berusia 35 tahun mengalami emboli paru dan sedang dalam masa pemulihan. Emboli paru adalah penyakit paru-paru akut yang disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas.

“Saat ini tidak ada bukti hubungan kausal dengan vaksinasi,” kata BASG.

BASG mengatakan, pembekuan darah bukan salah satu efek samping vaksin yang diketahui. Atas kondisi itu, badan itu mengejar penyelidikan dengan maksimal untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan berkaitan. "Sebagai tindakan pencegahan, sisa stok batch vaksin yang terkena dampak tidak lagi dikeluarkan atau divaksinasi," ujar badan tersebut.

Surat kabar Austria Niederoesterreichische Nachrichten serta penyiar ORF dan kantor berita APA melaporkan bahwa kedua perempuan tersebut adalah perawat yang bekerja di klinik Zwettl.

"Tidak ada kejadian merugikan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin,” kata juru bicara AstraZeneca menambahkan bahwa semua batch tunduk pada pengawasan kualitas yang ketat. Perusahan telah melakukan kontak dengan otoritas Austria dan akan mendukung penuh penyelidikan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement