Senin 08 Mar 2021 19:40 WIB

Jepang Jual Alat PCR Lewat Vending Machine

Jepang hanya melakukan tes PCR kepada orang-orang yang bergejala.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang menjual alat tes polymerase chain reaction (PCR) yang digunakan sebagai alat uji virus corona lewat vending machine. Direktur Klinik Hidung dan Tenggorokan Laketown Takenoko Hideki Takemura mengatakan, mesin penjual ini menawarkan pilihan kepada konsumen untuk melakukan tes virus corona lebih cepat dan menghindari antrian di klinik.

Pemerintah Jepang hanya melakukan 40 ribu tes PCR dalam sehari. Jumlah tersebut hanya menjangkau seperempat dari kapasitasnya untuk menghemat tenaga kerja dan sumber daya rumah sakit. Pemerintah hanya melakukan tes PCR kepada orang-orang yang bergejala atau melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi virus korona.

Baca Juga

"Jepang melakukan tes PCR dalam jumlah yang sangat rendah dan akibatnya semakin banyak orang tidak tahu apakah mereka flu atau virus korona," kata Takemura.

“Tanpa tes PCR, tidak akan ada diagnosis, dan kami merasa harus berbuat lebih banyak agar orang dapat didiagnosis lebih awal dan mengisolasi diri lebih awal," ujar Takemura menambahkan.

Takemura telah memasang tujuh vending machine yang menjual alat tes PCR di wilayah Tokyo. Takemura mengatakan, ada tanggapan besar dari publik ketika mesin-mesin itu pertama kali digunakan. Bahkan pengosongan uang di beberapa vending machine dilakukan dua kali sehari.

Setiap mesin penjual otomatis menampung sekitar 60 alat uji yang dijual seharga 4.500 yen atau 40 dolar AS per buah. Pelanggan kemudian mengirimkan sampel air liur untuk diproses.

Penjualan alat tes PCR agak menurun ketika gelombang ketiga infeksi virus corona mereda di tengah keadaan darurat. Kasus baru di Tokyo rata-rata turun menjadi sekitar 250 selama tujuh hari terakhir, dibandingkan dengan awal Januari yang mencapai lebih dari 2.000 kasus.

“Sebagai tenaga medis, saya akan sangat senang jika jumlah tes menurun seiring dengan kasusnya,” kata Takemura.

Kini, penjualan alat tes PCR di Jepang semakin meluas, mulai dari toko obat hingga internet. Jepang memiliki sekitar 4,1 juta mesin penjual otomatis yang beroperasi dan menjadi yang terbanyak per kapita di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement