Selasa 09 Mar 2021 00:46 WIB

Ketika Ranjau Darat Ancam Nyawa Pencari Suaka

Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Gita Amanda
Ranjau darat (ilustrasi). Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah. Akibatnya seorang migran tewas dan beberapa migran lainnya terluka.
Foto: bbc
Ranjau darat (ilustrasi). Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah. Akibatnya seorang migran tewas dan beberapa migran lainnya terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah. Akibatnya seorang migran tewas dan beberapa migran lainnya terluka.

Ledakan tersebut terjadi pada Kamis pekan lalu di hutan Saborsko, dekat perbatasan Bosnia. Pihak berwenang Kroasia mengatakan, sekelompok pencari suaka berusaha melintasi negara itu.

Baca Juga

"Seorang pria tewas ketika dia menginjak perangkat anti-personel dan lainnya terluka dalam ledakan itu," tulis laporan Agence France-Presse mengutip pihak berwenang Kroasia seperti dilansir laman The Guardian, Senin (8/3). Sementara empat orang dibawa ke rumah sakit, satu dengan luka yang mengancam jiwa.

Polisi di Zagreb mengatakan, pihaknya berhasil menyelamatkan 10 orang lainnya dari ladang ranjau. Kewarganegaraan orang yang meninggal masih belum jelas. Menurut laporan dari sebuah rumah sakit di dekat kota Ogulin, dua orang yang terluka berasal dari Pakistan.

Badan amal dan pekerja bantuan mengatakan, insiden itu menggarisbawah risiko luar biasa yang dibawa para migran dan pengungsi untuk mencapai dan melintasi Eropa. Ribuan orang setiap harinya, terutama dari Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara, berusaha melintasi Balkan. Ini adalah rute yang panjang dan sulit dilalui pegunungan dan hutan dengan hampir tidak ada fasilitas dalam perjalanan.

Perjalanan terakhir, dari Bosnia ke Kroasia, adalah yang paling berbahaya dan melelahkan, mengingat kekerasan sistematis yang dilakukan oleh polisi Kroasia yang berpatroli di perbatasan eksternal terpanjang Uni Eropa. Di sana ribuan ranjau yang belum meledak masih tersisa dari perang tahun 1990-an.

Badan amal mengecam pelanggaran polisi, ketika pencari suaka dipukuli, dirampok dan didorong kembali ke Bosnia, selama bertahun-tahun. "Insiden tragis ini, sekali lagi, menyoroti bagaimana kebijakan Uni Eropa, yang berfokus pada pembatasan kedatangan tidak teratur, menempatkan orang pada risiko dan membawa penderitaan yang tidak perlu kepada orang-orang yang sedang bergerak," kata Nicola Bay, direktur negara Dewan Pengungsi Denmark untuk Bosnia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement