Selasa 09 Mar 2021 00:46 WIB

Ketika Ranjau Darat Ancam Nyawa Pencari Suaka

Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Gita Amanda
Ranjau darat (ilustrasi). Sebuah ranjau darat dari perang Balkan 1990-an meledak di daerah Kroasia tengah. Akibatnya seorang migran tewas dan beberapa migran lainnya terluka.
Foto:

Dia menuturkan, para pencari suaka dihadapkan dengan praktik pencegahan yang sistematis dan seringkali dengan kekerasan. Padahal orang-orang yang membutuhkan perlindungan internasional, atau sekadar mencari kehidupan yang lebih baik di UE. Mereka hanya terpaksa menggunakan rute yang semakin berbahaya.

"Pakta UE tentang migrasi dan suaka harus memetakan arah yang berbeda, dengan memastikan jalur yang aman dan legal tersedia bagi mereka yang mencari perlindungan internasional dan memperkuat kepatuhan hak asasi manusia di perbatasan eksternal dan internal UE," ujar Bay.

Menurut kementerian dalam negeri, Kroasia memiliki sekitar 17 ribu ranjau darat yang belum meledak dan persenjataan lainnya. Ranjau anti-personel telah menewaskan lebih dari 200 orang di Kroasia sejak akhir perang. Masalah persenjataan yang tidak meledak juga meluas ke Bosnia, salah satu negara paling terkontaminasi di dunia.

Menurut ITF Enhancing Human Security, sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba, hampir 2 persen dari Bosnia dan Herzegovina, seluas 965 kilometer persegi, terkontaminasi. Pusat Pekerjaan Ranjau Bosnia dan Herzegovina (BHMAC) memperkirakan ada sekitar 79 ribu ranjau dan perangkat lain yang belum meledak. Banyak kamp migran informal dekat dengan daerah yang dipenuhi ranjau darat yang tidak meledak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement