REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Krisis ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 pulih lebih cepat dari perkiraan. Hal itu sebagian berkat keberhasilan vaksin yang telah dikembangkan dan upaya stimulus Amerika Serikat (AS).
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD, pada Selasa (9/3), menaikkan ekspektasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global menjadi 5,5 persen tahun ini dan 4 persen pada tahun mendatang. Angka itu naik dari perkiraan Desember tahun lalu, yakni sebesar 4,2 persen pada 2021 dan 3,7 persen pada 2022.
Setelah pandemi menjerumuskan ekonomi dunia ke dalam krisis tahun lalu, OECD memperkirakan produksi global akan melampaui tingkat pra-pandemi pada pertengahan tahun ini. Namun, ia memperingatkan akan adanya divergensi yang sedang berlangsung, dengan pertumbuhan lebih cepat di China dan Amerika Serikat (AS). Sementara, beberapa wilayah lain diperkirakan bakal terus berjuang hingga akhir 2022.
Kelompok yang berbasis di Paris, Prancis, itu juga memperingatkan, varian baru Covid-19 dan peluncuran vaksin yang terlalu lambat dapat mengancam peluang perbaikan untuk bisnis serta pekerjaan. “Prioritas kebijakan utama adalah memastikan semua sumber daya yang diperlukan digunakan untuk memproduksi dan menyebarkan vaksinasi sepenuhnya, secepat mungkin di seluruh dunia," kata OECD.
Menurutnya, hal itu penting untuk menyelamatkan nyawa, mempertahankan pendapatan, dan membatasi dampak merugikan dari tindakan pembatasan. Di 36 negara anggota OECD, yang sebagian besar merupakan negara kaya, sekitar 10 juta orang harus menganggur akibat pandemi. Sementara di negara-negara miskin, kehilangan pekerjaan yang substansial telah memperburuk kemiskinan.