REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus mengecam produsen senjata, termasuk penyelundup, yang menjual produknya ke kelompok teroris. Hal itu dia sampaikan seusai melakukan kunjungan ke Irak pekan lalu.
"Saya bertanya pada diri sendiri (selama perjalanan Irak), 'Siapa yang menjual senjata kepada teroris?' Siapa yang menjual senjata kepada teroris hari ini yang sedang melakukan pembantaian di tempat lain, misalnya di Afrika ?" kata Paus Fransiskus pada Rabu (10/3).
Dia menginginkan ada pihak yang dapat menjawab pertanyaannya. Terkait kunjungannya ke Irak, Paus Fransiskus menyebut rakyat Irak memiliki hak untuk hidup damai. "Mereka memiliki hak untuk menemukan kembali martabat yang menjadi milik mereka," ujarnya.
Paus Fransiskus mengaku bersyukur dapat melakukan kunjungan ke Irak. Ia menggambarkannya sebagai harapan setelah perang dan terorisme melanda negara itu selama bertahun-tahun.
Dia pun menyanjung pertemuannya dengan Ayatollah Ali al-Sistani sebagai momen tak terlupakan. Al-Sistani merupakan ulama Syiah terkemuka, baik di Irak maupun negara lain.
Beberapa jam setelah Paus Fransiskus meninggalkan Irak pada Senin (8/3), Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mendesak kelompok politik yang bersaing di negaranya untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog. Menurutnya langkah seperti itu bakal mencerminkan cinta dan toleransi yang ditunjukan selama kunjungan Paus Fransiskus.