REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Regulator media Rusia mengumumkan pada Rabu (9/3) bahwa mereka telah memperlambat akses daring ke Twitter karena media sosial asal Amerika Serikat itu telah melakukan pelanggaran hukum nasional.

"Twitter telah gagal menghapus konten yang berisi pornografi anak, hasutan untuk bunuh diri dan informasi tentang penggunaan narkoba," kata Layanan Federal untuk Pengawasan Komunikasi, Teknologi Informasi, dan Media Massa (Roskomnadzor) dalam sebuah pernyataan.

Menurut badan pengawas itu, pelambatan akan mempengaruhi semua perangkat seluler di Rusia dan setengah dari semua komputer desktop. Roskomnadzor mengatakan telah mengirimkan lebih dari 28.000 pemberitahuan ke Twitter untuk menghapus tautan dan publikasi ilegal.

Namun, pada 10 Maret, setidaknya 3.168 cuitan berisi informasi terlarang masih belum dihapus, termasuk 2.569 konten dengan seruan untuk bunuh diri, 450 pornografi anak, dan 149 yang mendorong penggunaan narkoba.

“Contoh mencolok terbaru adalah pengabaian demonstratif terhadap persyaratan regulator (tidak seperti jejaring sosial lainnya, Twitter tidak menghapus konten) untuk menghapus seruan kepada anak di bawah umur untuk melakukan bunuh diri massal pada 3 Maret 2021,” kata badan pengawas tersebut.

Perlambatan akan tetap berlaku sampai Twitter menghapus konten ilegal. Roskomnadzor memperingatkan bahwa platform itu dapat sepenuhnya diblokir jika gagal mematuhi persyaratan hukum.

Ikuti Whatsapp Channel Republika