REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertahankan penilaian tentang adanya genosida terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, China. Pemerintahan Donald Trump sebelumnya telah menyatakan adanya tindakan demikian.
"Kami tidak mengetahui bahwa kekejaman (terhadap Muslim Uighur) telah berakhir," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam konferensi pers pada Selasa (9/3), dikutip laman Anadolu Agency.
Dia ingat Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan mantan menteri luar negeri Mike Pompeo telah sepakat bahwa genosida telah terjadi di Xinjiang. "Kami benar-benar mendukung (penilaian Pompeo soal adanya genosida di Xinjiang)," ujar Price.
Hal itu menjadi alasan mengapa pemerintahan Biden mempertahankan penilaian terkait Xinjiang. "Kami tidak melihat apa pun yang akan mengubah penilaian kami," kata Price.
Pada 19 Januari, sesaat sebelum pemerintahan Donald Trump berakhir, Pompeo merilis penilaian perihal kondisi Muslim Uighur di Xinjiang. Ia mengatakan China melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait perlakuannya kepada Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang. "Saya yakin genosida ini sedang berlangsung, dan kami menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh negara partai China," kata Pompeo kala itu.