Kamis 11 Mar 2021 07:20 WIB

Sekjen PBB Lihat Suriah Sebagi Mimpi Buruk

Sekitar setengah dari anak-anak Suriah tidak pernah hidup sehari tanpa perang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Sekjen PBB Antonio Guterres
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan Suriah adalah mimpi buruk yang terus berjalan, Rabu (10/3). Sekitar setengah dari anak-anak Suriah tidak pernah hidup sehari tanpa perang dan 60 persen warganya berisiko mengalami kelaparan.

"Tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami sejauh mana kehancuran di Suriah, tetapi rakyatnya telah mengalami beberapa kejahatan terbesar, dunia telah menyaksikan abad ini. Skala kekejaman mengejutkan hati nurani," kata Guterres untuk menandai tanggal 10 peringatan konflik.

Baca Juga

Tindakan keras oleh presiden Suriah, Bashar al-Assad, pada pengunjuk rasa pro-demokrasi 2011 menyebabkan Perang Saudara, dengan Moskow mendukung Assad dan Washington mendukung oposisi. Jutaan orang telah melarikan diri dari Suriah dan jutaan orang terlantar secara internal.

"Diperlukan lebih banyak akses kemanusiaan. Pengalihan lintas batas dan lintas perbatasan intensif sangat penting untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan di mana-mana. Inilah sebabnya mengapa saya berulang kali mendesak Dewan Keamanan untuk mencapai konsensus tentang masalah penting ini," kata Guterres.

Dewan Keamanan (DK) PBB dengan 15 anggota pertama kali memberi operasi bantuan lintas batas ke Suriah pada 2014 dengan empat titik poin. Tahun lalu, dikurangi akses itu hanya satu titik persimpangan dari Turki karena desakan dari Rusia dan China untuk memperbaruinya. DK baru akan membahas kembali masalah tersebut pada Juli.

Sepanjang dekade terakhir, DK telah terbagi atas cara menangani Suriah, dengan sekutu Suriah, Rusia dan China, diadu terhadap anggota Barat. Rusia telah memveto 16 resolusi terkait Suriah dan didukung oleh China untuk banyak suara itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement