Ahad 14 Mar 2021 06:40 WIB

Iran Duga Israel di Balik Serangan Kapal Kontainer

Seorang narasumber dari tim Iran menyebut kemungkinan besar Israel dalang serangan.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Satellite image ©2019 Maxar Technologies via
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Seorang penyelidik Iran mengatakan, Israel kemungkinan besar berada di balik serangan di Mediterania yang merusak kapal kontainer Iran. Kapal Shahr e Kord mengalami kerusakan ringan dalam insiden akibat peledak pada Rabu (10/3), dan dilaporkan tidak ada korban.

"Mempertimbangkan lokasi geografis dan cara kapal itu ditargetkan, salah satu kemungkinan kuat adalah bahwa operasi teroris ini dilakukan oleh rezim Zionis (Israel)," ujar seorang anggota tim Iran yang tidak disebutkan namanya yang menyelidiki insiden itu dikutip oleh Nournews.

Dua sumber keamanan maritim mengatakan indikasi awal adalah bahwa kapal itu sengaja diincar oleh sumber yang tidak diketahui. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzade mengatakan, sebuah laporan mengkonfirmasi serangan sabotase "yang jelas melanggar hukum internasional".

"Langkah-langkah untuk mengidentifikasi pelaku sabotase ini ada dalam agenda kami," kata Khatibzade.

Baca: Kapal Kontainer Iran Diserang di Mediterania

Perusahaan pelayaran milik negara Iran, IRISL mengatakan akan mengambil tindakan hukum untuk mengidentifikasi pelaku serangan, yang disebut terorisme dan pembajakan angkatan laut. Insiden serangan itu terjadi dua minggu setelah kapal milik Israel, MV HELIOS RAY terkena ledakan di Teluk Oman.

Serangan terhadap kapal milik Israel pun belum diketahui pasti penyebabnya. Tel Aviv menuduh Iran berada di balik ledakan itu. Tuduhan tersebut dibantah Teheran.

Kapal Shahr e Kord sedang menuju ke Eropa ketika serangan terjadi dan akan berangkat ke tujuannya setelah perbaikan. Data pelacakan kapal Refinitiv menunjukkan, kapal berbendera Iran terakhir kali melaporkan posisinya di lepas pantai Suriah pada 10 Maret saat menuju pelabuhan Suriah Latakia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement