Senin 15 Mar 2021 01:35 WIB

Uni Eropa Didesak Bahas Distribusi Vaksin

Ada negara yang menerima vaksin lebih banyak dari yang seharusnya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berpidato di konferensi pers tentang negosiasi Brexit di markas Uni Eropa di Brussels, Kamis, 24 Desember 2020.
Foto: AP/Francisco Seco/Pool AP
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berpidato di konferensi pers tentang negosiasi Brexit di markas Uni Eropa di Brussels, Kamis, 24 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemimpin Austria, Slovenia, Republik Ceko, Latvia dan Bulgaria desak pemimpin-pemimpin Uni Eropa lainnya untuk membahas distribusi vaksin Covid-19. Pada Sabtu (13/3) media Austria melaporkan lima negara itu mengirimkan surat terbuka gabungan ke pemimpin Uni Eropa.

Surat tersebut ditujukan pada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Surat ini disampaikan setelah Kanselir Austria Sebastian Kurz mengeluhkan distribusi vaksin virus corona di blok tersebut.

Walaupun Uni Eropa sudah sepakat mendistribusikan vaksin berdasarkan jumlah populasi per negara. Tapi ada negara yang menerima vaksin lebih banyak dari yang seharusnya.

"Bila sistem ini dilanjutkan, maka akan terus menciptakan dan memperburuk kesenjangan besar di antara Negara Anggota pada musim panas ini," kata lima negara itu dalam surat mereka.

Para pemimpin kelima negara itu mencatat jumlah yang diinginkan setiap negara berbeda-beda. Negara-negara itu juga tidak selalu menggunakan vaksin yang telah dialokasikan untuk mereka.

Kementerian Kesehatan Austria yang dipimpin rekan koalisi pemerintah menolak kritik Kurz. Stasiun radio Oe1 melaporkan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Ines Stilling mengatakan negosiasi distribusi vaksin berjalan 'seimbang dan transparan'.

Baca juga : Trik Cepat Tidur dalam 5 Menit yang Viral di TikTok

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement