Senin 15 Mar 2021 13:32 WIB

Badai Salju Hantam Wilayah Barat Amerika Serikat

Ketebalan salju di wilayah barat AS diperkirakan mencapai 1 meter

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wilayah tertutup salju, ilustrasi
Foto: AP Photo/Rachel La Corte
Wilayah tertutup salju, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Badai salju menghantam sebagian Pengunungan Rocky dan menutup bandara yang sibuk di Denver, Amerika Serikat (AS) pada Ahad (14/3). Ketebalan salju diperkirakan mencapai 3 kaki (1 meter) atau lebih di daerah dataran tinggi.

Layanan Cuaca Nasional melaporkan, ketebalan salju di wilayah Cheyenne, Wyoming mencapai sekitar 65,5 cm. Di Colorado timur, hembusan angin dengan kecepatan 45 mil per jam (72 km per jam) mendorong Layanan Cuaca Nasional mengeluarkan peringatan badai salju sekitar 90 mil (145 km) bentangan koridor perkotaan negara bagian di sepanjang Interstate 25, dari Fort Collins ke Castle Rock, pada Ahad (14/3) sore. 

Baca Juga

Ahli Meteorologi Layanan Cuaca Nasional di Boulder, Colorado, Frank Cooper mengatakan, peringatan itu meluas ke wilayah metropolitan Denver, di mana salju telah turun pada tengah hari dan ketebalan salju mencapai 30 cm. Ketebalan salju di Denver bertambah 20 cm lagi sebelum badai mereda pada malam hari.

"Angin benar-benar menjadi masalah," kata Cooper.

Kondisi yang memburuk memaksa Bandara Internasional Denver menutup keenam landasan pacu. Bandara mencatat ketebalan salju mencapai lebih dari 48 cm pada waktu makan siang. Bandara Internasional Denver adalah bandara tersibuk kelima di AS. Penutupan itu akan berdampak minimal pada operasi bandara, karena lebih dari 2.000 penerbangan akhir pekan telah dibatalkan, termasuk 1.346 pada Ahad (14/3).

Menurut pelacak pemadaman listrik yang dikelola oleh utilitas Xcel Energy, salju lebat mengancam pepohonan dan kabel listrik. Lebih dari 57.000 pelanggan tanpa listrik di Colorado. 

Interstates 70 dan 25, jalan raya utama Colorado, ditutup pada Ahad sore. Interstate 80, yang membentang dari timur-barat melintasi Wyoming juga ditutup. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement