REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia harus menyasar pasar Afrika sekarang, jika tak ingin ketinggalan. Duta Besar Republik Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, mengatakan potensi pasar Afrika amat besar.
"Jika tidak sekarang, kita akan ketinggalan dari negara-negara lain yang telah banyak dan lebih dulu masuk," kata Al Busyra, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (15/3). Hal itu disampaikannya dalam forum webinar bisnis tentang peluang produk UMKM Indonesia di Ethiopia, yang digelar UMKM Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (14/3).
Al Busyra mengatakan, penduduk Afrika yang berjumlah 1,3 miliar dan Ethiopia 112 juta merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk UMKM Indonesia. Ethiopia adalah negara berpenduduk nomor dua terbesar di benua Afrika dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan.
Tahun 2007-2017 pertumbuhan ekonomi Ethiopia rata-rata di atas 10 persen. Di negara ini terdapat lima investasi perusahaan Indonesia, yaitu mie, sabun, dan garmen.
“Fakta yang terjadi saat ini, sekaligus salah satu penyebab masih minimnya produk UMKM Indonesia di Ethiopia antara lain muncul dari kita sendiri. Banyak pelaku UMKM Indonesia yang belum mengetahui kondisi dan potensi pasar terkini Ethiopia dan negara-negara Afrika lainnya,” ujar Al Busyra.
Forum bisnis yang berlangsung lebih dua jam itu dikuti sekitar 140 peserta dari Kota Bekasi dan berbagai daerah lain di Indonesia. Tampil juga sebagai pembicara beberapa pengusaha UMKM Indonesia, yaitu Kadek Wulan Sari Dewi, Juwita Nur Fatimah dan H Imron.