REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI — Pihak berwenang Georgia baru saja melakukan peluncuran vaksin virus corona nasional terhadap tenaga medis. Berdasarkan laporan, vaksin yang digunakan adalah AstraZeneca. Mereka secara khusus menolak kekhawatiran yang meningkat atas efek samping vaksin tersebut.
Georgia menerima gelombang pertama dari 43.200 dosis vaksin AstraZeneca pada akhir pekan lalu. Untuk mendukungnya, mereka berharap agar gelombang vaksin Pfizer / BioNtech bisa diterima paling lambat 22 Maret mendatang.
Mengutip rferl Senin (15/3) Setelah vaksin diinokulasi pada 15 Maret, wakil direktur pusat pengendalian penyakit nasional Georgia, Paata Imnadze, menyatakan keyakinannya bahwa vaksin AstraZeneca aman dan bisa menolak “rumor” yang mengelilinginya.
Hingga kini, beberapa negara Eropa, termasuk Bulgaria, Denmark, Irlandia, Belanda, dan Norwegia, telah menghentikan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca. Hal itu, dilakukan setelah laporan pembekuan darah yang serius pada beberapa penerima.
Kendati demikian, AstraZeneca dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengatakan tidak ada bukti yang mengaitkan vaksin dengan pembekuan. Hal itu juga ditegaskan Regulator obat Uni Eropa. Mereka mengatakan, negara-negara Eropa bisa terus menggunakan vaksin tersebut.