Dalam lawatannya ke Asia, Menteri Luar Negeri Antony Blinken disertai oleh Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, dan delegasi keamanan. Kedua pejabat akan bertemu di Jepang untuk mengawali kunjungan pertama dengan jamuan bersama Perdana Menteri Yoshihide Suga.
Blinken nantinya akan mengakhiri kunjungan di Korea Selatan, sementara Austin bertolak ke New Delhi untuk bertemu dengan rekan sejawatnya, Rajnath Singh.
Kunjungan dua pejabat tinggi AS itu dilakukan ketika Presiden Joe Biden ingin memulihkan hubungan dengan sekutunya usai tahun-tahun penuh ketegangan di bawah bekas Presiden Donald Trump. Dalam jumpa pers bersama pada Senin (15/3), Austin dan Blinken mengatakan misi kunjungan ini adalah untuk "merevitalisasi hubungan diplomasi dengan negara sahabat dan mitra."
Keduanya mengatakan, agenda utama lawatan kali ini mencakup isu ketegangan dengan Cina. "Kombinasi kekuatan kita membuat kita lebih kuat, ketika harus menghadapi agresi dan ancaman dari Cina," tulis keduanya dalam keterangan pers.
"Bersama-sama, kita akan meminta pertanggungjawaban Cina atas pelanggaran HAM di Xinjiang dan Tibet, melemahkan otonomi Hong Kong secara sistematis, melangkahi demokrasi di Taiwan atau membuat klaim teritorial atas Laut Cina Selatan yang melanggar hukum internasional."
"Jika kita tidak bertindak tegas dan mengambil kepemimpinan, Beijing yang akan melakukannya."
Kapabilitas dan kesiapan
Ketika berbicara di Hawaii sebelum bertolak ke Asia, Menhan Austin mengatakan pihaknya akan "mendengar dan belajar," dari sekutu AS dan ingin meningkatkan kapasitas militer AS di negara sahabat, demi menjaga "keunggulan kompetitif" Washington atas Cina.
"Misi kami adalah memasikan bahwa kita memiliki kapabilitas dan rencana operasi, agar mampu menggertak Cina atau semua negara yang ingin melawan AS."
Adapun seorang pejabat keamanan AS mengatakan pertemuan dengan pemerintah Jepang akan ikut membahas "peran dan perilaku Cina di kawasan."
Saat ini Beijing dilaporkan meningkatkan aktivitas militer di sekitar kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang, namun diklaim oleh Cina. Hal itu pun akan masuk dalam agenda pembahasan. "Ini akan menjadi bagian penting pada pertemuan karena kami memiliki komitmen perjanjian terhadap Jepang," kata sang pejabat yang menolak disebut namanya.
"Isu ini adalah bagian sensitif dalam pembicaraan yang akan kami langsungkan."
Kunjungan Antony Blinken dan Lloyd Austin ke Asia dilakukan pasca pertemuan empat negara, AS, Jepang, India dan Australia, yang juga membahas Cina. Keempat negara yang tergabung dalam kuartet informal itu antara lain ingin meredam pengaruh Beijing, antara lain dengan menyediakan vaksin bagi negara miskin.
Di Korea Selatan, Menlu Blinken diyakini akan membahas Korea Utara, menyusul pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan bekas Presiden AS, Donald Trump. Setelahnya dia akan bergabung dengan Penasehat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, dalam pertemuan dengan pejabat tinggi Cina di Anchorage, AS.
Pekan lalu Blinken mengatakan dirinya akan "membeberkan kekhawatiran terhadap tindakan dan perilaku Beijing secara jujur dan terbuka."
Setiap bentuk kerjasama di masa depan akan "harus didasarkan pada proposal bahwa kita melihat kemajuan dan hasil yang terukur dalam isu seputar kekhawatiran kami terhadap Cina," kata dia kepada Komite Luar Negeri di Parlemen AS.
rzn/hp (ap, rtr)