REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menolak permintaan Israel untuk menunda pemilu Palestina.
"Abbas menolak permintaan entitas Zionis (Israel) untuk menunda pemilihan. Kami menentang penundaan pemilihan," kata Moussa Abu Marzouk, anggota biro politik Hamas, kepada Radio Alam.
Tidak ada komentar dari Otoritas Palestina atau Israel soal klaim tersebut. Namun, Abu Marzouk tidak menutup kemungkinan untuk menunda pemungutan suara di tengah perpecahan dalam gerakan Fatah Abbas.
Pekan lalu, Fatah memecat Nasser al-Qudwa, keponakan mendiang Presiden Yasser Arafat, karena berencana mencalonkan diri dalam pemilu mendatang dalam daftar terpisah. Pemimpin Fatah yang sedang ditahan, Marwan Barghouti, juga mengungkapkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada 31 Juli. Faksi Palestina bertemu di Kairo pada Senin (15/3) dengan agenda membahas persiapan pemilu mendatang.
Pada Januari, Abbas mengeluarkan keputusan untuk mengadakan pemilihan legislatif pada 22 Mei, pemilihan presiden pada 31 Juli dan pemilihan Dewan Nasional pada 31 Agustus. Pemilu legislatif terakhir diadakan pada 2006 yang dimenangi oleh Hamas.
*Ahmed Asmar berkontribusi pada berita ini dari Ankara