Selasa 16 Mar 2021 19:08 WIB

China dan Barat Berkompetisi dalam Proyek Besar di Mesir

Sisi ingin memodernisasi dan mentransformasi negara terpadat di Timur Tengah itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi (kanan) dan Presiden China Xi Jinping.
Foto:

Bank-bank China mendanai sekitar 85 persen proyek senilai 3 miliar dolar AS tersebut. Termasuk menara-menara pencakar langit yang salah satunya setinggi 385 meter yang akan menjadi bangunan tertinggi di Afrika. "Mesir ada penghubung kebijakan China di Timur Tengah, terutama di bidang politik dan ekonomi," kata profesor hubungan internasional Fudan University di Shanghai, Degang Sun.

"Ukuran pasar Mesir jelas menarik China, sementara lingkungan yang ramah investasi dan relatif stabil bagi mitra internasional membuat Mesir menjadi destinasi investasi yang penting bagi Cina," kata deputi direktur Pusat Kajian Timur Tengah  Fudan University, Chuchu Zhang.

Hubungan historis

China dan Mesir memiliki sejarah panjang dalam bidang politik. Selama dipimpin Gamal Abdel Nasser, Mesir menjadi negara Timur Tengah dan Afrika pertama yang mengakui Republik Rakyat China pada 1956. Mantan Presiden Hosni Mubarak menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi Beijing usai pembantaian Tiananmen Square tahun 1989.

Hubungan historis ini terus berkembang selama kepemimpinan Presiden l-Sisi. Ia sudah pernah berkunjung enam kali ke Beijing sejak mulai berkuasa pada tahun 2014 usai menggulingkan pemerintahan Mohammed Morsi. "Hubungan Mesir-Cina telah berkembang pesat dalam waktu singkat, jadi tidak volume bisnis tidak terlalu banyak tapi berkembang," kata Dahshan.

Mesir menjadi penerima investasi langsung China di Afrika. Sementara negara-negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA) masih jauh dibelakang Beijing untuk menggelontorkan investasi ke Mesir.

Duta Besar China untuk Mesir Liao Liqiang mengatakan investasi China di negara Afrika Utara itu pada 2019 mencapai 7 miliar dolar AS. Sekitar 90 persen diantaranya digelontorkan lima tahun terakhir. Pemerintahan kedua negara ingin agar kerjasama ini menguntungkan bisnis kedua belah pihak. "Inisiatif Belt and Road Cina dan Visi 2030 Mesir memiliki target bersama," kata Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi saat mengunjungi Mesir tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement