REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan memblokir Twitter dalam satu bulan. Langkah ini akan dilakukan kecuali raksasa media sosial asal Amerika Serikat (AS) tersebut memenuhi permintaan Moskow untuk menghapus konten terlarang.
Pekan lalu Rusia telah memperlambat kecepatan Twitter di Rusia sebagai pembalasan karena raksasa media sosial itu tidak menghapus daftar tertentu dari konten yang dilarang.
Sebelumnya, Twitter mengatakan, mereka khawatir tentang dampak tindakan Rusia terhadap kebebasan berbicara. Twitter juga menyangkal bahwa mereka mengizinkan platformnya digunakan untuk mempromosikan perilaku ilegal seperti yang dituduhkan oleh otoritas Rusia.
“Twitter tidak menanggapi permintaan kami sebagaimana mestinya. Jika situasi terus berlanjut maka akan diblokir dalam sebulan tanpa perintah pengadilan,” ujar kantor berita Interfax mengutip wakil kepala pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor, Vadim Subbotin.
Subbotin mengatakan, Twitter masih dapat menghindari pemblokiran jika mengambil tindakan untuk menghapus konten yang dilarang. Konten yang dilarang oleh Moskow termasuk pornografi anak dan materi tentang obat-obatan terlarang serta bunuh diri anak.
Twitter telah berada di bawah tekanan Rusia dan menjadi salah satu dari lima platform media sosial yang dituntut oleh Kremlin karena mengunggah konten yang dilarang. Konten yang dimaksud adalah mendesak anak-anak untuk ambil bagian dalam protes anti-Kremlin.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu (13/3) menuduh AS menggunakan teknologi informatika untuk terlibat dalam persaingan tidak sehat. Platform media sosial AS menyensor konten secara sewenang-wenang dan tanpa pandang bulu.