REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL-- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pada 2020 aliansi negara-negara Eropa itu meningkatkan anggaran pertahanan walaupun perekonomian dunia terguncang pandemi virus corona.
"Walaupun dampak ekonomi Covid-19 pada 2020 aliansi seluruh Eropa dan Kanada menaikkan anggaran pertahanannya untuk keenam kalinya berturut-turut dengan peningkatan riil sebesar 3,9 persen," kata Stoltenberg dalam konferensi pers dalam peluncuran laporan tahunan NATO, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (16/3).
"Kami berharap tren itu akan berlanjut pada tahun ini, tapi sangat penting bagi kami untuk menjaga momentum karena tantangan keamanan menghilang," katanya menambahkan.
Dalam laporan tahunan disebutkan total belanja militer aliansi 30 negara anggota yang didukung Amerika Serikat itu (AS) tahun lalu mencapai 1,028 triliun dolar AS. AS masih menutupi sebagian besar pengeluaran NATO. Washington membayar 71 persen aliansi tersebut.
Washington menekan negara-negara Eropa untuk mengeluarkan lebih banyak anggaran pertahanan untuk disesuaikan dengan target dua persen dari produk domestik bruto (PDB). Ketetapan yang disepakati tahun 2014 setelah Rusia menganeksasi Krimea.
Mantan presiden AS Donald Trump menekan negara-negara besar di NATO, seperti Jerman, untuk mengeluarkan lebih banyak dana untuk aliansi tersebut. Menurutnya, negara-negara itu memanfaatkan kemurahaan hati Amerika.
Baca juga : Permohonan Juga Datang dari Negeri Jiran, Zaim Tetap Ditahan
Presiden Joe Biden menggunakan nada yang diplomatis karena ia juga ingin memperbaiki hubungan dengan NATO. Tapi, pemerintahannya juga tetap tegas agar Eropa menggelontorkan lebih banyak dana untuk pertahanan.
Laporan NATO tersebut menyatakan tahun lalu ada 11 dari 30 negara anggota yang berhasil meraih target menggelontorkan anggaran pertahanan sebesar 2 persen dari PDB, naik dari tahun 2019 yang hanya sembilan negara anggota. Tapi, angka itu dibantu kontraksi ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19.
"Pada 2020 sejumlah sekutu kini sudah cukup di atas dua persen karena PDB yang menurun, tapi yang stabil dan kami lihat setiap tahun semua sekutu meningkatkan anggaran pertahanan," ujar Stoltenberg.