REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Yunani menggelar negosiasi putaran ke-62 di Athena, Yunani, pada Selasa (16/3).
Perundingan itu difokuskan pada penyelesaian sengketa bilateral di Laut Aegea dan Mediterania, termasuk mencapai penyelesaian yang adil dan setara untuk masalah di Laut Aegea yang dimulai sejak tahun 2002.
Putaran sebelumnya digelar di Istanbul pada 25 Januari, yang menandai negosiasi pertama antara kedua negara dalam hampir lima tahun setelah Athena menangguhkannya pada Maret 2016. Pembicaraan bilateral berlanjut dalam bentuk konsultasi politik tetapi tidak kembali ke kerangka eksplorasi.
Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di Mediterania Timur, telah menolak klaim batas maritim oleh Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani. Turki menekankan bahwa klaim mereka melanggar hak kedaulatan Turki dan Siprus Turki.
Tahun lalu, Ankara mengirim beberapa kapal bor untuk mengeksplorasi energi di Mediterania Timur sekaligus menegaskan haknya dan Republik Turki Spirus Utara (TRNC) di wilayah tersebut.
Para pemimpin Turki telah berulang kali menekankan bahwa Ankara mendukung penyelesaian masalah yang luar biasa di kawasan itu melalui hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik, dialog dan negosiasi.