REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) telah menangguhkan pertemuan puncak dengan Israel dan sejumlah negara Arab hingga pemilihan umum (pemilu) Israel selesai. Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) marah karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “mengeksploitasi kesepakatan normalisasi UEA dengan Israel sebagai bagian dari kampanye pemilihannya”.
Putra mahkota UEA mengaku tidak senang karena Netanyahu dalam kampanyenya secara terbuka mengklaim bahwa MBZ telah meyakinkan Israel untuk melakukan investasi langsung senilai 10 miliar dolar AS. Menurut saluran televisi Israel, Kan, UEA tidak ingin menjadi bagian dari kampanye Netanyahu dalam pemilihan umum.
"UEA tidak akan menjadi bagian dari pemilihan internal di Israel, sekarang atau selamanya," ujar mantan Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, dilansir Aljazirah, Jumat (19/3).
Gargash mengatakan, dari perspektif UEA, tujuan dari Abrahamic Accords adalah untuk memberikan landasan strategis yang kuat guna mendorong perdamaian dan kemakmuran dengan Israel dan di wilayah yang lebih luas. Gargash menegaskan bahwa kesepakatan normalisasi hubungan UEA dengan Israel bukan untuk ikut campur dalam pemilihan umum.
Sejak pengumuman normalisasi hubungan kedua negara pada Agustus tahun lalu, Netanyahu telah beberapa kali menunda rencana kunjungan ke UEA. Penundaan terbaru terjadi minggu lalu ketika Yordania menolak untuk mengizinkan penerbangan Netanyahu melintasi wilayah udaranya.