REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat mengutuk insiden penembakan roket dari perbatasan Suriah yang mendarat di Provinsi Kilis bagian selatan Turki. Erdogan menegaskan serangan itu tidak dapat diterima.
"Tentu saja serangan di Provinsi Kilis tidak dapat diterima," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan setelah Shalat Jumat di kota metropolitan Istanbul.
"Menanggapi [serangan roket] ini, kami telah membalas, melancarkan serangan balasan, dan kami akan terus melakukannya," tambah dia.
Tidak ada yang terluka akibat roket itu, yang tidak menyebabkan kerusakan setelah jatuh di provinsi itu pada Kamis.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/turki/erdogan-kecam-serangan-roket-dari-suriah-ke-wilayah-turki/2182208
Beralih ke pernyataan baru-baru ini oleh Presiden AS Joe Biden tentang sejawatnya dari Rusia Vladimir Putin, Erdogan mengatakan komentar itu tidak sesuai untuk seorang kepala negara.
Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Rabu, Biden menyebut Putin sebagai "pembunuh" yang "tidak memiliki jiwa." Biden menambahkan bahwa Putin kan "membayar harga" untuk campur tangan dalam urusan AS.
Puluhan roket
Pada awal 2016, lebih dari 70 roket diluncurkan ke Kilis dari seberang perbatasan Suriah oleh Daesh/ISIS, menewaskan sedikitnya 21 orang. Namun pada tahun-tahun berikutnya, kelompok teroris itu sebagian besar telah dimusnahkan dari wilayah tersebut dalam operasi militer Turki.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi anti-teror yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara untuk mencegah pembentukan koridor teror.