REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris memuji pelaksanaan program vaksinasi virus korona. Inggris mengklaim sukses besar setelah mengumumkan setengah dari populasi orang dewasa sekarang telah menerima suntikan.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan upaya vaksin Covid-19 merupakan vaksinasi terbesar dalam sejarah negara itu. Kampanye vaksinasi yang dimulai sejak awal Desember disebut telah membuat langkah besar menyusul rekor jumlah suntikan vaksin pada penghujung pekan ini.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson termasuk di antara mereka yang mendapat suntikan pada Jumat kemarin. Boris menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca di rumah sakit London yang sama tempat dia berjuang untuk hidupnya hampir setahun yang lalu setelah tertular Covid-19.
Inggris telah memvaksinasi hampir 27 juta orang, dan memberikan rata-rata lebih dari 421 ribu dosis sehari dalam sepekan hingga Senin depan, menurut statistik kementerian kesehatan terbaru. Namun, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang dikelola pemerintah di Inggris memperingatkan pekan ini dalam sebuah surat kepada pusat vaksinasi lokal bahwa dosis akan dibatasi secara signifikan mulai 29 Maret selama empat pekan.
Kemunduran itu berarti fase berikutnya dari kampanye penyuntikan, yang mencakup orang-orang berusia 40-an, harus ditangguhkan hingga Mei dalam surat itu. Pemerintah bersikeras perubahan tersebut, yang disebabkan oleh kekurangan pasokan dari Serum Institute of India tidak akan menggagalkan rencananya untuk mengurangi lockdowb Covid-19 dalam beberapa bulan mendatang.
"Saya sangat senang memberi tahu Anda bahwa kami sekarang telah memvaksinasi setengah dari semua orang dewasa di Inggris Raya. Ini sukses besar," kata Hancock dalam video yang diposting di Twitter dilansir dari Arab News pada Jumat (20/3).
"Ini sangat penting, karena vaksin ini adalah jalan keluar kami dari pandemi ini," lanjut Hancock.
Kampanye vaksinasi Inggris yang berhasil malah berbeda dengan Eropa, yang telah berjuang dengan peluncurannya sendiri dan telah melihat lonjakan infeksi baru. Suntikan AstraZeneca telah ditangguhkan di beberapa negara UE bulan ini, menunggu tinjauan dari European Medicines Agency (EMA) menyusul kasus-kasus pembekuan darah dan pendarahan otak yang terisolasi.
EMA menyatakan kembali persetujuannya untuk vaksin pada Kamis lalu, seperti yang dilakukan oleh WHO dan regulator obat Inggris sendiri, yang menyebabkan beberapa negara Eropa untuk melanjutkan pemberian vaksin.