REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Media-media Cile melaporkan lebih dari dua juta warga negara Amerika Latin itu tuna wisma. Saat ini pemerintah Cile mengelola 802 kamp pemukiman sementara yang tak memiliki akses pada layanan dasar.
Pada Senin (22/3) Presna Latina melaporkan tabloid mingguan Cile, El Siglo menyebut ada 47 ribu rumah yang dibangun di wilayah yang resiko kebakaran, longsor, banjir dan bencana lainnya tinggi. El Siglo menekankan defisit perumahan ini disebabkan meningkatkan okupansi lahan baik yang dilakukan publik atau privat.
Situasi ini menjadi tajuk utama di media-media Cile dalam beberapa pekan terakhir setelah puluhan keluarga yang menempati lahan kosong di Kota Renca diusir polisi. Berdasarkan data resmi jumlah keluarga tuna wisma di Cile pada 2011 hanya 27 ribu pada 2019 menjadi 47 ribu.
Sementara itu Cile juga tengah menghadapi gelombang kedua pandemi virus Corona yang tampaknya lebih agresif dari sebelumnya. Wabah ini terjadi meski Cile sudah memvaksin satu per tiga populasinya.
Dalam tujuh hari terakhir kasus positif harian di negara Amerika Latin itu di atas 5 ribu. Metropolitan yang meliputi Santiago bertanggung jawab atas 44 persen semua kasus di Cile.
Sejauh ini virus Corona telah menginfeksi 900 ribu orang dan menewaskan 21 ribu di antaranya di Chili. Kepala unit gawat darurat Klinik Indisa di Santiago, Dr Sebastian Ugarte mengatakan semua ranjang di bangsalnya penuh.
"Orang-orang di atas 70 tahun, yang sebagian besar sudah divaksin, sudah hampir tidak ada di unit gawat darurat, sekarang pasien-pasien yang lebih mudah, beberapa di antaranya sangat parah," kata Ugarte seperti dikutip dari Aljazirah.
Sejak menggelar program vaksinasi pada awal Februari lalu Cile menjadi negara yang memiliki program vaksinasi paling agresif. Negara itu menargetkan sudah mengimunisasi lima juta warganya pada akhir Maret mendatang.