Selasa 23 Mar 2021 00:43 WIB

Joe Biden Tolak Bertemu Vladimir Putin

Vladimir Putin meminta diadakan pertemuan dengan Joe Biden pada 18 atau 22 Maret.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Andrew Harnik
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Presiden Amerika Serikat (AS) Biden menolak melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hubungan diplomatik kedua negara memanas setelah Biden menyebut Putin sebagai pembunuh.

Setelah pernyataan Biden tersebut, Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia untuk menghubungi Gedung Putih. Dia meminta diadakan pertemuan dengan Biden pada 18 atau 22 Maret.

Baca Juga

Namun Kemlu Rusia menyebut Washington tidak mendukung usulan tersebut.  "Kesempatan lain untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan yang diciptakan oleh Washington dalam hubungan Rusia-Amerika telah terlewatkan," kata Kemlu Rusia, Senin (22/3). Kemlu Rusia mengatakan tanggung jawab itu sepenuhnya terletak pada AS.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki telah mengetahui agenda pertemuan yang diusulkan Moskow. Dia menyebut Biden memiliki banyak agenda pada 19 Maret. Kendati demikian, Psaki menyatakan Biden mengutarakan keyakinannya bahwa percakapan dengan Putin akan berlangsung pada waktu yang tepat.

Biden menyebut Putin sebagai pembunuh saat mengomentari kasus tentang peracunan tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny. Biden pun menyebut Putin tak memiliki jiwa. Setelah pernyataan tersebut, Rusia memanggil pulang duta besarnya untuk AS, Antoly Antonov.

Antonov mengatakan banyak pekerjaan harus dilakukan untuk meninjau hubungan AS  dengan negaranya. "Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, itu perlu untuk menganalisis keadaan hubungan Rusia-Amerika yang kami hadapi," kata Antonov saat hendak bertolak ke Moskow dari bandara New York pada Sabtu (20/3), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Antonov mengungkapkan, saat tiba di negaranya, akan ada beberapa pertemuan yang dijadwalkan di Moskow untuk membahas isu terkait. Berbagai departemen bakal dilibatkan. "Sulit untuk mengatakan sekarang berapa lama waktu yang dibutuhkan (untuk meninjau hubungan Rusia-AS. Tapi saya akan tinggal selama diperlukan," ucapnya. 

Antonov menekankan Rusia selalu tertarik menjalin hubungan dengan AS, pun sebaliknya. "Pihak Rusia selalu menekankan bahwa kami tertarik pada pengembangan hubungan Rusia-Amerika sama seperti kolega Amerika kami," ujarnya, mengomentari prospek hubungan bilateral.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement