NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, prihatin dengan meningkatnya kekerasan terhadap orang Asia dan orang-orang keturunan Asia secara global selama pandemi Covid-19, Senin (22/3). Pernyataan PBB tidak menunjukkan negara mana pun, meski keluar usai penembakan di Atlanta awal bulan ini.
"Dunia telah menyaksikan serangan mematikan yang mengerikan, pelecehan verbal dan fisik, intimidasi di sekolah, diskriminasi di tempat kerja, hasutan untuk kebencian di media dan di platform media sosial, dan bahasa yang menghasut oleh mereka yang memiliki posisi berkuasa,” kata juru bicara PBB, Farhan Haq.
Penembakan yang membunuh delapan orang, enam di antaranya perempuan Asia-Amerika memicu ketakutan di antara orang-orang yang berada di komunitas Asia-Amerika Kepulauan Pasifik. Mereka telah melaporkan lonjakan kejahatan rasial sejak Maret 2020 ketika Presiden Donald Trump mulai menyebut Covid-19 sebagai "virus Cina".
"Di beberapa negara, perempuan Asia secara khusus menjadi sasaran serangan, menambahkan kebencian terhadap perempuan ke dalam campuran kebencian," kata Haq.
Selama kunjungan ke Atlanta pada pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengungkapkan penyesalan terjadi lonjakan kekerasan anti-Asia. Dia meminta semua orang Amerika untuk berdiri bersama melawan kebencian.