REPUBLIKA.CO.ID, MARRYLAND -- Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) menyatakan AstraZeneca mungkin telah memberikan pandangan yang tidak lengkap dari data keampuhan vaksin COVID-19 buatannya dari uji klinis Amerika Serikat berskala besar. Pernyataan ini disampaikan Selasa (23/3).
NIAID mendesak AstraZeneca bekerja sama dengan Dewan Pemantau Keamanan Data (DSMB) independen untuk meninjau data terkait kemanjuran vaksin. NIAID mendesak AstraZeneca mempublikasikan data paling akurat dari penelitian ini.
AstraZeneca sehari sebelumnya mengklaim bahwa vaksin COVID-19 buatannya yang dikembangkan bersama Universitas Oxford 79 persen ampuh dalam mencegah gejala penyakit dalam uji coba berskala besar di Chile, Peru dan AS. "DSMB menyampaikan keprihatinannya bahwa AstraZeneca bisa saja sudah memasukkan informasi lama dari uji klinis itu, yang mungkin telah menyertakan pandangan tidak lengkap mengenai data kemanjuran," kata NIAID.
"Kami mendesak perusahaan terkait agar bekerja sama dengan DSMB guna meninjau data kemanjuran sekaligus memastikan data kemanjuran terbaru yang paling akurat dipublikasikan segera mungkin," kata NIAID