Rabu 24 Mar 2021 11:40 WIB

Kebakaran di Kamp Bangladesh, 15 Pengungsi Rohingya Tewas

Sedikitnya 400 orang masih hilang dan sekitar 560 lainnya terluka.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Kamp Rohingya di Bangladesh terbakar.
Foto: AP/Shafiqur Rahman
Kamp Rohingya di Bangladesh terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Tim evakuasi menemukan setidaknya 15 jenazah yang hangus di sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan, Selasa (23/3). Penemuan ini terjadi setelah kebakaran yang menghancurkan ribuan tempat penampungan tersebut pada Senin (22/3).

Juru bicara badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), Louise Donova, mengatakan sedikitnya 400 orang masih hilang dan sekitar 560 lainnya mengalami luka-luka dalam kebakaran itu. Sekitar 45 ribu orang dilaporkan mengungsi akibat kebakaran yang terjadi Senin sore dan membakar hingga larut malam.

Baca Juga

Sebuah laporan situasi dari Program Pangan Dunia PBB, mengatakan hingga 87.855 orang terkena dampak kebakaran. Banyak korban yang mengungsi di kamp-kamp terdekat, di tempat penampungan teman, pusat pembelajaran atau tempat transit sementara.

Pejabat tinggi pemerintah di Ukhiya, sub-wilayah distrik Cox's Bazar tempat kamp itu berada, Nizam Uddin Ahmed, menyatakan tiga dari korban tewas adalah anak-anak dan pencarian korban masih berlangsung.  sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland, tim bantuan di lapangan tercengang oleh tingkat kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Peristiwa tragis ini bisa jadi tidak begitu berbahaya jika pagar kawat berduri tidak dipasang di sekitar kamp. Staf NRC telah mendengar laporan mengerikan dari para pengungsi tentang perjuangan mereka untuk memotong pagar kawat untuk menyelamatkan keluarga mereka, menghindari kebakaran dan mencapai tempat yang aman," kata Egeland.

Bangladesh telah menerima lebih dari satu juta Muslim Rohingya di kamp pengungsian yang padat. Sebagian besar telah melarikan diri dari negara tetangga Myanmar pada 2017 di tengah tindakan keras besar-besaran oleh militer negara itu. PBB mengatakan tindakan keras itu memiliki niat genosida, tuduhan yang ditolak Myanmar.

Kebakaran besar terjadi hanya beberapa bulan sebelum musim hujan di Bangladesh, ketika topan dan hujan lebat antara Juni dan Oktober menghantam wilayah tersebut dan sering menyebabkan banjir. Pada Januari, kebakaran lain menghancurkan ratusan rumah seperti pondok di kamp, menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat berlindung.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement