REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Ahli epidemiologi Brasil, Fiocruz Jesem Orellana, mengatakan kekurangan oksigen, obat-obatan intubasi, dan persediaan medis dapat membuat rumah sakit Brasil runtuh dalam beberapa minggu mendatang. Negara itu diduga mengalami masalah distribusi oksigen yang membuat pasien tidak tertolong.
Hampir semua 26 negara bagian Brasil dan distrik federal, unit perawatan intensif Covid-19 telah menjadi sangat kelebihan beban dengan beberapa di antaranya dengan kapasitas 100 persen. Muncul laporan tentang pasien yang meninggal di lantai rumah sakit karena tidak adanya tempat tidur yang tersedia. Kematian lainnya telah dilaporkan karena kekurangan oksigen karena permintaan yang sangat tinggi.
Masalah pasokan oksigen rendah tidak terbatas pada rumah sakit atau negara bagian kita, ini masalah nasional. Bahkan Sao Paulo, kota terkaya di Brasil, tidak kebal terhadap kekurangan oksigen di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19.
Presiden Industri Gas Brasil (IBG), Newton de Oliveira, menyatakan pasokan oksigen Brasil sangat kritis. Permintaan IBG akan oksigen meningkat dua kali lipat menjadi 100 persen selama dua bulan terakhir.
"Apa yang terjadi di Manaus sudah ada di sini. Baru hari ini, kami kedatangan banyak orang di pabrik kami yang membawa silinder untuk menambah gas," kata pasokan oksigen Brasil "sangat kritis", di mana permintaan IBG akan oksigen meningkat dua kali lipat menjadi 100 persen selama dua bulan terakhir. dikutip dari Aljazirah.
Baca juga : Peretas China Gunakan Facebook Target Uighur di Luar Negeri