REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Lebih dari 3.000 warga Venezuela mengungsi dari negara bagian Apure ke wilayah Kolombia di tengah bentrokan besar di wilayah konflik antara tentara Venezuela dan kelompok bersenjata Kolombia.
Lucas Gomez, penasihat presiden Kolombia untuk Perbatasan Kolombia-Venezuela, mengatakan pada Rabu (24/3) bahwa pemerintah Kolombia telah mendirikan tempat penampungan di fasilitas olahraga dan lebih dari 500 tenda untuk menampung para pengungsi.
Menteri Luar Negeri Kolombia Claudia Blum mengimbau komunitas internasional untuk membantu pemerintah Kolombia mengatasi krisis kemanusiaan ini. Bentrokan antara kedua belah pihak telah terjadi sejak Ahad sebagai bagian dari Operasi Perisai Bolivar tentara Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan operasi itu bertujuan untuk melindungi perbatasan dari pengabaian seluruh perbatasan oleh Kolombia, yang menyebabkan kelompok-kelompok bersenjata datang ke Venezuela.
Menteri Pertahanan Venezuela Padrino Lopez menyatakan bahwa tentara tidak akan menoleransi kelompok-kelompok kriminal yang mendestabilisasi dan secara ilegal menduduki wilayah Venezuela untuk tujuan perdagangan narkoba.
Kementerian Pertahanan melaporkan bahwa tentara Venezuela telah menangkap lebih dari 30 anggota kelompok tersebut, menghancurkan enam kamp mereka dan menyita sejumlah senjata, amunisi, obat-obatan, kendaraan dan bahan peledak.
Lopez juga mengatakan bahwa dua tentara Venezuela tewas dalam konfrontasi tersebut, sementara 11 lainnya luka-luka. Pada Selasa malam, kelompok tersebut menyerang sebuah pos pemeriksaan yang dikendalikan oleh tentara Venezuela di kota La Victoria dengan bahan peledak.
Hector Zambrano, wakil dari Majelis Nasional Venezuela, membenarkan bahwa kelompok tersebut juga telah menanam ranjau darat di daerah tersebut.
Situasi diperkirakan akan terus memburuk dalam beberapa hari mendatang dan jumlah pengungsi Venezuela tumbuh secara eksponensial karena hubungan diplomatik antara Kolombia dan Venezuela terus memburuk.