REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Uni Eropa (UE) perlu meningkatkan produksi vaksin Covid-19. Hal itu karena negara-negara maju lainnya cenderung enggan berbagi vaksin dan memproduksi untuk kebutuhan domestik.
"Kami dapat melihat dengan jelas bahwa fasilitas Inggris memproduksi untuk Inggris Raya. Amerika Serikat tidak mengekspor, dan oleh karena itu kami bergantung pada apa yang dapat diproduksi di Eropa," ujar Merkel.
Berbicara kepada parlemen pada Kamis (25/3), Merkel mengakui bahwa peluncuran vaksin di Jerman tidak secepat yang diharapkan. Namun, dia menolak kritik bahwa Jerman tidak memesan dosis vaksin yang cukup untuk warganya. Sebaliknya, Merkel mengatakan tentang jumlah vaksin yang sudah didistribusikan ke negara lain.
Jerman telah mencatat lebih dari 75.000 total kematian yang dikonfirmasi. Pusat kendali penyakit negara itu melaporkan 22.657 kasus baru yang dikonfirmasi pada Kamis, naik dari 17.504 kasus harian seminggu yang lalu.
"Kami berada di gelombang ketiga dan sekali lagi melihat pertumbuhan eksponensial," kata Merkel.
Merkel mengatakan, peningkatan kasus virus korona tidak hanya terjadi di Jerman melainkan di seluruh Eropa. Dia juga menekankan agar UE memastikan pengiriman vaksin yang seimbang ke seluruh negara anggota.
Merkel menyoroti pentingnya gugus tugas vaksin UE untuk meningkatkan pengadaan dosis di kawasan. Karena ada mutasi virus, maka diperlukan penyesuaian untuk menahan laju infeksi virus yang kemungkinan akan "berlanjut lebih jauh melewati tahun ini”.
Merkel mengatakan, pemerintah memiliki metode baru yang dapat diterapkan, termasuk opsi tindakan khusus per wilayah, tergantung pada jumlah kasus serta peningkatan kapasitas pengujian. Di mengatakan seluruh Jerman dapat mencontoh kiprah pemerintah daerah di Tubingen, yang telah berhasil melakukan tes Covid-19 dalam skala besar.