REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi berusaha mendapatkan dukungan untuk kebijakan Beijing di Xinjiang selama kunjungannya ke Turki. Dalam kesempatan tersebut China juga berjanji untuk membeli lebih banyak produk Turki dan menyetujui kesepakatan pertukaran mata uang untuk membantu meringankan masalah ekonomi negara.
Wang bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, pada Kamis (25/3) selama perjalanan untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Dia memberi tahu Cavusoglu bahwa inti dari kebijakan Xinjiang Beijing adalah memerangi terorisme dan separatisme.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri China, seperti dilansir China South Morning Post, Jumat (26/3), Wang mendesak Cavusoglu untuk memperluas dukungannya kepada China pada masalah yang terkait dengan kepentingan intinya, seperti halnya Beijing mendukung kedaulatan Turki dan haknya untuk memilih sistem sosial dan model pembangunan ekonomi.
Wang menyarankan kedua belah pihak memanfaatkan mekanisme kerja sama untuk meningkatkan ekspor produk Turki ke China, pemukiman mata uang lokal, pembangunan infrastruktur, dan pertukaran orang-ke-orang. Turki menghadapi krisis mata uang, perbankan, dan utang negara, yang telah menyebabkan depresiasi lira Turki terhadap dolar AS, inflasi tinggi, dan defisit perdagangan yang melebar.
Turki telah menerima 15 juta dosis vaksin yang dibuat oleh Sinovac Biotech China dan memesan puluhan juta lainnya. Pekan ini, Turki juga menerima 1,4 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech Jerman, batch signifikan pertama dari produk non-China.