REPUBLIKA.CO.ID, SANAA — Tokoh gerakan Houthi di Yaman, Mahdi al-Mashat, mengatakan, kekuatan kelompoknya sudah lebih kuat dibandingkan enam tahun yang lalu.
Pernyataan ini dilaporkan stasiun televisi yang berkoneksi dengan Houthi, Al Masirah TV, dalam situsnya.
"Hari ini kekuatan pasukan National Resistance negara ini jauh lebih kuat dari enam tahun yang lalu," kata Mashat seperti dikutip dari Mehr News, Sabtu (27/3).
Dia menambahkan, gerakan yang didukung Iran itu tidak lagi bisa dibandingkan saat koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengintervensi negara itu pada 2015 lalu. Menurutnya, kini pasukan Houthi jauh lebih kuat.
Pernyataan ini disampaikan satu hari setelah koalisi yang dipimpin Arab Saudi dalam perang Yaman mengatakan mereka berhasil menghalau dan menghancurkan beberapa drone peledak kelompok Houthi yang diarahkan ke Arab Saudi. Stasiun televisi Arab Saudi melaporkan, koalisi mengatakan serangan itu menargetkan universitas di Kota Najran dan Jazan.
Dua kota Arab Saudi yang terletak di perbatasan dengan Yaman. Pada Jumat (26/3), koalisi Arab Saudi mengatakan mereka berhasil menghancurkan satu drone yang mengincar Najran dan enam drone peledak lainnya yang Houthi kirimkan ke Arab Saudi.
Houthi mengaku meluncurkan beberapa serangan ke fasilitas minyak dan pangkalan militer Arab Saudi. Di Twitter, juru bicara Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompoknya mengincar pangkalan militer Raja Abdelaziz di Dammam dan pangkalan militer di Najran dan Asir.
Sarea juga mengatakan Houthi meluncurkan serangan ke fasilitas minyak perusahaan negara, Aramco di Ras al-Tanura, Rabigh, Yanbu, dan Jizan.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan satu proyektil menghantam stasiun distribusi produk bahan bakar di Jazan.
Tembakan itu menimbulkan kebakaran di tangki, tapi Kementerian Energi mengatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan itu. SPA melaporkan Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengatakan mereka akan mengambil langkah untuk melindungi produk ekspor minyak.