REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Angela Merkel, Ahad (28/3), menekan pemerintah negara-negara bagian Jerman untuk meningkatkan upaya mengekang penyebaran infeksi virus corona yang meningkat dengan cepat.
Merkel juga menekan mereka untuk mempertimbangkan memberlakukan jam malam guna mengendalikan gelombang ketiga Covid-19. Merkel menyatakan tidak puas bahwa beberapa negara bagian memilih untuk tidak menghentikan pembukaan kembali ekonomi secara bertahap, bahkan ketika jumlah infeksi per 100.000 orang selama tujuh hari telah meningkat di atas 100 orang. Ukuran tersebut sebenarnya telah disepakati oleh dia dan para pemimpin negara bagian pada awal Maret.
"Kita punya rem darurat ... sayangnya, itu tidak dihormati di mana-mana. Saya berharap ada gerakan tentang ini," kata Merkel.
Infeksi virus corona telah meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir, didorong oleh jenis virus yang lebih mudah menular. Kepala staf Merkel memperingatkan pada Ahad bahwa negara itu berada dalam fase pandemi paling berbahaya dan harus menekan virus sekarang juga. Jika tidak, katanya, Jerman akan menghadapi kemungkinan mutasi berbahaya yang kebal terhadap vaksin.
Pada Ahad (28/3), kasus virus corona per 100.000 naik menjadi 130 dari 104 minggu lalu. Jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di Jerman bertambah 17.176 menjadi 2.772.401 kasus, menurut data Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular, Ahad.
Korban jiwa yang dilaporkan naik 90 menjadi 75.870 orang, penghitungan menunjukkan. Peluncuran vaksinasi Jerman dimulai dengan lambat karena terkendala pasokan. Hingga Ahad, 10,3 persen dari populasi negara itu sudah menerima setidaknya suntikan dosis pertama vaksin Covid-19. Persentase itu jauh di belakang beberapa negara lain, seperti Israel, Amerika Serikat, dan Inggris. Merkel mengatakan bahwa jika negara tidak segera mulai menerapkan langkah-langkah secara serius, dia harus mempertimbangkan langkah-langkah apa yang dapat diambil secara nasional.